Kamis, 24 November 2011

3P Yang Diterapkan Perusahaan Jasa


Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses).
Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu.
Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).
Secara garis besar, strategi pemasaran jasa yang pokok berkaitan dengan tiga hal berikut:
1.      Melakukan diferensiasi kompetitif
2.      Mengelola kualitas jasa
3.      Mengelola produktivitas
Melakukan Differensiasi Kompetitif
Perusahaan jasa perlu melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre-emptive dalam jangka panjang. Pre-emptive di sini maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru bagi suatu bisnis tertentu, karena merupakan yang pertama maka dapat menghasilkan keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah atau menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingannya.
Perusahaan jasa dapat mendiferensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan, misalnya melalui simbol-simbol dan merek yang digunakan. Selain itu perusahaan dapat melakukan diferensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa (service delivery) melalui 3 aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam pemasaran jasa, yaitu melalui:
1. Manusia
Perusahaan jasa dapat membedakan dirinya dengan cara merekrut dan melatih karyawan yang lebih mampu dan lebih dapat diandalkan dalam berhubungan dengan pelanggan, daripada karyawan pesaingnya.
2. Lingkungan Fisik
Perusahaan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih atraktif.
3. Proses
Perusahaan jasa dapat merancang proses penyampaian jasa yang superior, misalnya home banking yang dibentuk oleh bank tertentu.
Mengelola Kualitas Jasa
Cara lain untuk melakukan diferensiasi adalah secara konsisten memberikan kualitas jasa yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini dapat tercapai dengan memenuhi atau bahkan melampaui kualitas jasa yang diharapkan oleh para pelanggan. Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang
dirasakan (perceived service) dan jasa yang diharapkan (expected service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, maka para pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa yang bersangkutan. Sedangkan bila yang terjadi adalah sebaliknya (perceived > expected), maka ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi.
Tiga pakar pemasaran jasa, Leonard L. Berry, A. Parasuraman, dan Valerie A. Zeithaml melakukan penelitian mengenai customer-perceived quality pada empat industri jasa, yaitu retail banking, credit card, securities brokerage, dan product repair and maintenance. Dalam penelitian tersebut, mereka mengidentifikasi 5 gap
yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasaKelima gap tersebut adalah:
1. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.
Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat merasakan atau memahami apa yang diinginkan para pelanggan secara tepat. Akibatnya manajemen tidak mengetahui bagaimana suatu jasa seharusnya didesain, dan jasa-jasa pendukung/sekunder apa saja yang diinginkan konsumen. Contohnya pengelola katering mungkin mengira para pelanggannya lebih mengutamakan ketepatan waktu pengantaran makanannya, padahal para pelanggan tersebut mungkin lebih memperhatikan variasi menu yang disajikan.
2. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa.
Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan oleh pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu yang jelas. Hal ini bisa dikarenakan tiga faktor, yaitu tidak adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa, kekurangan sumberdaya, atau karena adanya
kelebihan permintaan. Sebagai contoh, manajemen suatu bank meminta para stafnya agar memberikan pelayanan secara ‘cepat’ tanpa menentukan standar atau ukuran waktu pelayanan yang dapat dikategorikan cepat.
3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.
Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan kurang terlatih (belum menguasai tugasnya), beban kerja melampaui batas, tidak dapat memenuhi standar kinerja, atau bahkan tidak mau memenuhi standar kinerja yang ditetapkan. Selain itu mungkin pula karyawan dihadapkan pada standarstandar yang kadangkala saling bertentangan satu sama lain, misalnya para juru rawat diharuskan meluangkan waktunya untuk
mendengarkan keluhan atau masalah pasien, tetapi di sisi lain mereka juga harus melayani para pasien dengan cepat.
4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.
Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Risiko yang dihadapi perusahaan adalah apabila janji yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi. Misalnya brosur suatu lembaga pendidikan menyatakan bahwa lembaganya merupakan yang terbaik; memiliki
sarana kuliah, praktikum dan perpustakaan lengkap, dan staf pengajarnya profesional. Akan tetapi saat pelanggan datang dan merasakan bahwa ternyata fasilitas praktikum dan perpustakaannya biasa biasa saja (hanya memiliki beberapa ruang kuliah; jumlah komputer relatif sedikit; judul dan eksemplar buku terbatas), maka sebenarnya komunikasi eksternal yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut telah mendistorsi harapan konsumen dan menyebabkan terjadinya persepsi negatif terhadap kualitas jasa lembaga tersebut.
5. Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan.
Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi perusahaan dengan cara yang berlainan, atau bisa juga keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut. Misalnya seorang dokter bisa saja terus mengunjungi pasiennya untuk menunjukkan perhatiannya. Akan tetapi pasien dapat menginterpretasikannya sebagai suatu indikasi bahwa ada yang tidak beres berkenaan dengan penyakit yang dideritanya.
Mengelola Produktivitas
Ada enam pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas jasa, yaitu:
1. Penyedia jasa bekerja lebih keras atau dengan lebih cekatan daripada biasanya.
2. Meningkatkan kuantitas jasa dengan mengurangi sebagian kualitasnya.
3. Mengindustrialisasikan jasa tersebut dengan menambah perlengkapan dan melakukan standardisasi produksi.
4. Mengurangi atau menggantikan kebutuhan terhadap suatu jasa tertentu dengan jalan menemukan suatu solusi berupa produk, seperti halnya TV menggantikan hiburan luar rumah, pakaian wash-and-wear mengurangi kebutuhan akan commercial laundries.
5. Merancang jasa yang lebih efektif.
6. Memberikan insentif kepada para pelanggan untuk melakukan sebagian tugas perusahaan.
Pada suatu perusahaan jasa PT. Jasa Marga yang kita ketahui, yang meliki jasa lalu lintas jalan tol terbesar. Dalam hal ini perusahaan jasa tersebut selalu meningkatkan pelayanannya demi para penggunanya. Oleh karena itu, perusahaan jasa tersebut telah menerapkan dalam hal 3P yaitu people, proses dan phisycal evidence.
People : perusahaan jasa ini telah menseleksi dengan sangat terpilih untuk bisa memberikan pelayanan yg terbaik kepada masyarakat. Disamping itu, perusahaan jasa ini memberikan pelatihan – pelatihan kepada karyawannya dalam melayani para pengguna jalan tol dengan baik.
Proses : Dimana proses dalam kegiatan jasa ini semakin hari semakin kedepan semakin baik, yaitu memberikan pelayanan tercepat dalam proses masuk untuk menggunakan jalan tol. Dengan begitu konsumen merasa puas atas pelayanan yang diberikan.
Physical evidance : yaitu dimana penataan suatu jalan tol yang telah dibangun or dibuat membuat para pengguna memnjadi nyaman.
Sekian artikel yang saya buat, kurang lebih nya saya mohon maaf. Semoga berguna bagi semua.


Sumber : wikipedia , situs SMA Kristen Cilacap, jasamarga.com

Antara Demografi Dan Perilaku Konsumen

Dalam artikel ini saya akan membahas tentang pengaruh demogarfi terhadap perilaku konsumen. Sebelum saya membahas lebih jauh tentang pengaruh demografi terhadap perilaku konsumen, saya akan membahas terlebih dahulu tentang pengertian Perilaku Konsumen. Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dkk., 1997). Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
Pengertian Demografi
Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu.
Beberapa ahli demografi terutama tertarik kepada statistik fertilitas (kelahiran), moralitas (kematian) dan migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga variabel ini merupakan komponen komponen yang berpengaruh terhadap perubahan penduduk. Ketiga komponen tersebut diukur dengan tingkat kelahiran, tingakt kematian dan migrasi yang menentukan jumlah penduduk, komposisi umur dan laju pertambahan atau penurunan penduduk. Demografi pun dapat didefinisikan sebagai berikut , Demografi adalah studi ilmiah tentang penduduk, terutama tentang jumlah, sturuktur dan perkembangannya. Penduduk adalah hasil tingkat kelahiran, tingkat migrasi dan tingkatkematian. Demograsi lajim digunakan untuk menyebut studi tentang sipat terhadap komposisi dan pertumbuhan penduduk.dan demograsi adalah suatu studi statistik dan matematis tentang jumlah, komposisi san persebaran penduduk, serta perubahan faktor faktor ini setelah melewati kurun waktu yang yang disebabkan oleh lima proses yaitu fertilitas, moralitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Setelah kita ketahui pengertian dari Perilaku Konsumen dan Demografi, disini kita akan membahas pengaruh demografi terhadap perilaku konsumen. Ternyata , demografi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku konsumen.  Karena, demografi termasuk salah satu faktor dalam pemasaran. Dari demografi para pengusaha bisa melihat tingkat penduduk, moralitas dari masing – masing penduduk. Demografi termasuk kedalam lingkungan sebuah sistem pemasaran yaitu lingkungan makro ekstren dan termasuk variable penting bagi segmentasi pasar. Demografi dalam suatu pemasaran faktor terpenting agar pengusaha tahu tentang suatu pasar yang dituju. Dalam suatu pemasaran , perilaku konsumen disinilah faktor yang harus di lihat. Demografi yaitu meliputi umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll. Dari segi umur , keluarga , siklus kehidupan , pendapatan dan pendidikan kita bisa melihat bagaimana perilaku konsumen dalam memutuskan sesuatu untuk membeli suatu barang atau jasa. Misalkan pendapatan, apabila pendapatan seseorang cukup besar maka dia akan sangat mudah atau gampang memutuskan untuk membeli suatu barang atau jasa yang dia butuhkan. Jadi , hubungan antara demografi terhadap perilaku konsumen itu sangat berkaitan.
Sekian artikel ini saya buat, semoga berguna bagi pembaca. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam materi.

Selasa, 22 November 2011

Curry Puff

Bahan Curry Puff :
  • Adonan dasar puff pastry, 1 resep
  • Kuning telur, 2 butir
Bahan Chicken Curry :
  • Margarin, 2 sendok makan
  • Bawang bombay, 1/2 butir, cincang
  • Ayam cincang, 250 gram
  • Bumbu kare, 1 sendok teh, siap pakai
  • Merica bubuk, 1/4 sendok teh
  • Kecap asin, 1 sendok teh
  • Garam, secukupnya
  • Air kaldu, 200 ml
  • Tepung maizena, 1 sendok makan
Cara membuat Curry Puff :
  1. Chicken Curry : Panaskan margarin, tumis bawang bombay hingga harum. Masukkan ayam dan bumbu-bumbu lainnya. Tuang dengan air kaldu, masak hingga air menyusut. Masukkan maizena, masak kembali hingga matang. Angkat dan dinginkan.
  2. Tipiskan adonan setebal 1/2 cm, potong persegi dengan ukuran 10×10 cm.
  3. Letakkan 1 sdm chicken curry di tengah adonan, lipat bentuk segitiga dan rekatkan dengan air.
  4. Letakkan adonan di atas loyang yang beroles margarin, olesi bagian atas adonan dengan kuning telur.
  5. Panggang dalam oven bersuhu 200-220 derajat celcius hingga matang sekitar 20 menit. Angkat. Sajikan.
Untuk 15 buah Curry Puff


sumber : google

Pemasaran Internasional

Dalam suatu pemasaran untuk bisnis internasional, perlu dibuat suatu perencanaan dan strategi  supaya mencapai atau mendapat suatu hasil yang maksimal. Menyusun rencana untuk mengantisipasi : masa depan lingkungan politik, social dan ekonomi. Evolusi yang terjadi pada industry masing – masing. Berubahnya indusry agar dapat menghadapi permasalahan dan peluang. Adapun 2 peran dalam memperhitungkan berbagai kondisi lingkungan yang melingkup produk atau pasar yaitu, pertama memfasilitasi perspektif perusahaan secara keseluruhan . kedua, menetapkan sebuah system perencanaan dunia.
Perencanaan strategi :
Proses perencanaan strategi pasar yaitu ada 2 faktor adalah pasar dan persaingan. Permasalahan dalam perencanaan strategi yaitu masalah pertama, berkaitan dengan ketersediaan informasi yang cukup. Masalah kedua, tidak memiliki pengetahuan dan sumber daya yang cukup. Untuk mengupayakan perencanaan yang efektif yaitu penetapan tujuan, pengkaderan profesional perencana, system perencanaan dan komunikasi, sikap bekerja sama.
Perencanaan strategis pemasaran hanyalah sebagian dari rencana strategis perusahaan. Peran sebenarnya dari perencanaan strategis pemasaran adalah untuk mempengaruhi perilaku pesaingdan proses evaluasi pasar demi keuntungan perusahaan. Atau dengan kata lain, strategi pemasaran adalah konsep untuk mengubah lingkungan bersaing.
Pendekatan portofolio produk – kerangka kerja.
Kerangka kerja BCG ( Boston Consulting Group ) didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan dengan pangsa pasar tertinggi relative terhadap pesaingnya. Menggunakan kedua dimensi yang didiskusikan yaitu pertumbuhan dan pangsa pasar, berbagai bidang bisnis yang dimiliki dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori : Bintang ( star ), sapi perah ( cash cows ), tanda tanya ( question marks ) dan anjing ( dog ).

PIZZA

Ini dia, resep pizza yang katanya lebih enak dari Pizza Huticon biggrin Resep Masakan Pizza Bahan-Bahan Pizza :
Roti :
  • 500 gram tepung terigu protein sedang
  • 1/2 sendok teh garam
  • 1 sendok makan ragi instan
  • 250 gram air hangat
  • 2 sendok makan minyak zaitun
Saus Pizza :
  • 1 buah bawang bombay, cincang halus
  • 1 siung bawang putih, cincang halus
  • 2 sendok makan minyak zaitun
  • 200 gram tomat, diparut
  • 400 gram tomat kaleng – bisa diganti dengan 5 buah tomat, direbus lalu diparut
  • 50 gram pasta tomat
  • 1 sendok teh garam
  • 1/2 sendok teh gula pasir
  • 1 sendok teh basil
  • 2 sendok teh oregano
Topping :
  • 100 gram daging, cincang dibentuk bulat kecil
  • 100 gram daging ayam, cincang dibentuk bulat kecil
  • 1/2 buah bawang bombay, iris bulat tipis
  • 1/2 buah paprika hijau, potong kotak
  • 1/2 buah paprika merah, potong kotak
  • 50 gram daging asap, potong kotak
  • 50 gram jamur kancing iris tipis
  • 1 sendok teh oregano
  • 100 gram keju mozarella
  • 2 sendok makan minyak zaitun
Cara Memasak Pizza :
Membuat Roti :
  1. Ayak Tepung terigu, lalu campurkan dengan garam, ragi instan
  2. Masukkan air hangat dan minyak zaitun sambil diuleni selama 10 menit, bulatkan adonan
  3. Diamkan adonan selama 15 menit. Giling lalu masukkan dalam loyang pizza diameter 24 cm yang telah dioles minya zaitun
  4. Adonan siap ditutup topping
Membuat Concase :
  1. Panaskan minyak zaitun. Tumis bawang bombay dan bawang putih sampai layu selama 5 menit
  2. Masukkan tomat parut, tomat kaleng, dan pasta tomat. Masak sampai kental sambil diaduk sampai meletup-letup
  3. Masukkan garam, gula, oregano, dan basil. Aduk sebentar lalu angkat dan dinginkan.
Cara Membuat :
  1. Panaskan Minyak Zaitun, tumis daging cincang dan ayam cincang sampai berubah warna, angkat. Campur dengan concase. Aduk rata.
  2. Tipiskan kulit pizza, oleskan minyak zaitun dan concase.
  3. Taburkan bawang bombay, paprika hijau, paprika merah, daging asap, jamur oregano, dan keju mozarella.
  4. Oven Selama 20 menit dalam suhu 200 derajat celcius.

sumber : google

PERILAKU KONSUMEN

Pengaruh revolusi digital pada perilaku konsumen Digital revolution adalah perubahan secara besar-besaran dalam penggunaan alat-alat digital. Digital revolution yang dimaksud disini adalah penggunaan teknologi canggih pada pemasaran.
Pengaruh didgital revolution telah menimbulkan perubahan yang drastic terhadap lingkungan bisnis, hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
1. Konsumen lebih memiliki kekuatan dibandingkan sebelumnya.
2. Konsumen memiliki akses untuk mendapakan informasi yang lebih dibandingkan sebelumnya.
3. Para marketer dapat menawarkan produk dan jasa yang lebih dibandingkan sebelumnya.
4. Pertukaran antara marketer dan konsumen akan lebih interaktif dan spontan.
5. Marketer dapat mengumpulkan lebih banyak informasi tentang konsumen dengan cepat dan mudah.
Perilaku konsumen :
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif.
Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk diproduksi.
Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing concept.
Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.
Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.
Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalampikiran konsumen.
Menyediakan nilai pelanggan didefinisikan sebagai rasio antara keuntungan yang dirasakan sumber-sumber (ekonomi, fungsional dan psikologi) digunakan untuk menghasilkan keuntungan-keuntungan tersebut. Keuntungan yang telah dirasakan berupa relative dan subjektif.
Kepuasan pelanggan adalah persepsi individu dari performa produk atau jasa dalam hubungannya dengan harapan-harapan.
Mempertahankan konsumen adalah bagaimana mempertahankan supaya konsumen tetap loyal dengan satu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain, hamper dalam semua situasi bisnis, lebih mahal untuk mencari pelanggan baru dibandingkan mempertahankan yang sudah ada.
Etika pasar dan tanggung jawab social
Konsep pemasaran social mewajibkan semua pemasar wapada terhadap prinsip tanggung jawab social dalam memasarkan barang atau jasa mereka, oleh sebab itu pemasar harus mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan dari targt pasar mereka. Praktek etika dan tangung jawab social dalah bisnis yang bagus, tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi menghasilkan kesan yang baik.
Model sederana dari pengambilan keputusan yang dibuat oleh pelanggan
- Input stage mempengaruhi pengakuan konsumen dari sebuah kebutuhan produk dan terdiri dari dua (2) sumber informasi, yaitu usaha pemasaran perusahaan dan pengaruh sosiologi dari luar pelanggan.
- Output stage terdiri dari dua (2) pendekatan yang erat hubungannya dengan aktivitas pengambilan keputusan yang sudah diambil.
The Traditional Marketing Concept Value and Retention Focused Marketing
- Hanya membuat sesuatu yang dapat dijual selaindari mencoba untuk menjual apa yang telah dibuat.
- Jangan memfokuskan kepada produk, fokuskan pada kebutuhan yang memuaskan.
- Menyesuaikan produk pasar dan jasa dengan konsumen daripada melihat penawaran dari pesaing.
- Meneliti kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti proses perilaku pembelian dan keuntungannya terhadap perilaku konsumen.
- Segmentasi pasar berdasrkan kebutuhan konsumen dari segi geografi, demografi, psikologi, sosiokultural, gaya hidup dan karakteristik lainnya. o Menggunakan teknologi yang dapat membantu konsumen untuk menyesuaikan diri terhadap apa yang kita buat.
- Focus pada nilai suatu produk, sebanding dengan kebutuhan yang telah dipuaskan.
- Memanfaatkan dan mengerti kebutuhan konsumen untuk meningkatkan penawaran yang diterima konsumen lebih baik dari penawaran pesaing.
- Meneliti tingkat keuntungan disertai dengan bermacam-macam kebutuhan konsumen dan karakteristiknya.
- Mengerti perilaku konsumen dalam hubungannya dengan produk perusahaan.
- Menggunakan segmentasi hybrid yang mengkombinasikan sementasi tradisional dengan data pada tingkat pembelian konsumen dan pola penggunaan pada produk.

sumber : cahyoprabowo

Lagsana

Bahan Membuat Makanan Lasagna :
  • 125 gram lasagna
  • 2 sendok makan minyak zaitun
  • 750 ml air

Bahan Saus Tomat:

  • 1,5 buah bawang bombay, dicincang halus
  • 3 siung bawang putih, dicincang halus
  • 300 gram daging sapi giling
  • 300 gram tomat, diseduh, buang kulit dan bijinya
  • 4,5 sendok makan tomat pasta
  • 150 ml kaldu
  • 2 sendok teh garam
  • 3/4 sendok teh gula
  • 1,5 sendok teh merica bubuk
  • 1,5 sendok teh basil
  • 1,5 sendok teh oregano
  • 3 sendok makan minyak zaitun
Bahan Saus:
  • 3 sendok makan mentega
  • 3 sendok makan tepung terigu
  • 300 ml susu
  • 1/4 sendok teh merica bubuk
  • 1/2 sendok teh garam
  • 50 gram keju cheddar, diparut
  • 1 butir telur

Cara Membuat Lasagna:

  1. Didihkan air, masukkan lasagna embar demi lembar. Tuang minyak zaitun sambil diaduk hingga matang, angkat, lalu dinginkan.
  2. Buat saus tomat: tumis bawang bombay dan bawang putih hingga layu. Masukkan daging giling sambil diaduk hingga berubah warna. Tambahkan tomat, pasta tomat, garam, merica, dan kaldu, lalu masak hingga mengering dan matang. Taburkan oregano dan basil, aduk, lalu dinginkan.
  3. Letakkan selembar lasagna rebus di dasar pinggan tahan panas yang telah dioles margarin. Tuang seperempat adonan, tumpuk dengan lasagna, demikian seterusnya hingga saus tomat habis. Terakhir, tutup lagi dengan selembar lasagna.
  4. Buat saus keju: panaskan mentega, masukkan tepung terigu sambil diaduk hingga mengental. Tuang susu, lalu aduk rata. Bumbui garam, merica dan setengah keju. Angkat dari api, lalu setelah dingin, masukkan telur, aduk rata.
  5. Tuang saus keju ke atas lasagna, taburi dengan sisa keju, lalu oven selama 40 menit dengan suhu 1600 Celsius.
sumber : google

Rabu, 12 Oktober 2011

Pentingnya Perilaku Konsumen dalam Menciptakan Iklan yang Efektif

KONSEP PERILAKU KONSUMEN

Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Penertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
MODEL PERILAKU KONSUMEN
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.
Pertanyaan sentral bagi pemasar: Bagaimana konsumen memberikan respon terhadap berbagai usaha pemasaran yang dilancarkan perusahaan? Perusahaan benar-benar memahami bagaimana konsumen akan memberi responterhadap sifat-sifat produk, harga dan daya tarik iklan yang berbeda mempunyai keunggulan besar atas pesaing.
Strategi pemasaran, khususnya yang dikembangkan dan diterapkan oleh perusahaan yang berhasil, memiliki kekuatan besar terhadap konsumen dan masyarakat luas. Strategi pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen tentang diri mereka sendiri, tentang berbagai macam tawaran pasar, serta tentang situasi yang tepat untuk pembelian dan penggunaan produk. Ini tidak berarti pemasaran adalah kegiatan yang tidak tepat atau tidak etis.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang). Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangaat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
  • Perhatian yang selektif
  • Gangguan yang selektif
  • Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
KESIMPULAN

Keinginan dan kebutuhan para konsumen terus-menerus berubah. Seandainya para pengiklan berharap dapat menarik dan berkomunikasi dengan khalayak, mereka harus mengakrabkan diri dengan cara berpikir para konsumen dengan faktor-faktor yang memotivasi mereka, dan dengan lingkungan dimana mereka hidup. Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh berbagai faktor pribadi dan psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian.. Dalam menciptakan iklan yang efektif perlu memperhatikan perilaku konsumen yang hendak dituju. Pengiklan harus mengetahui karakterisik konsumen, karena tujuan dari periklanan itu sendiri untuk membujuk konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk atau jasa. Karena itulah riset perilaku konsumen yang didasarkan pada faktor budaya, sosial, pribadi serta psikologis menjadi faktor yang sangat penting dalam menganalisis kebutuhan dan karakteristik pembelian konsumen
                                                                                                            Sumber :  Ani Wijayanti Suhartono