A. Waktu Di Dirikan
Banyak
buku – buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur akan tetapi
kapan Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat di ketahui secara
pasti namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang
di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa
Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari
prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9 dari bukti – bukti
tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan
sekitar tahun 800 M.
Kesimpulan tersebut di atas itu ternyata sesuai
benar dengan dengan kerangka sejarah Indonesia pada umumnya dan juga
sejrah yang berada di daerah jawa tengah paa khususnya periode antara
abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 di terkenal dengan abad Emas
Wangsa Syailendra kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah besar
candi yang di lereng – lereng gunung kebanyakan berdiri khas bangunan
hindu sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran adaaalah khas
bangunan Budha tapi ada juga sebagian khas Hindu
Dengan demikian
dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa
Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena karena usaha untuk
menjungjung tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana.
B. Penemuan Kembali
Borobudue yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggidi antara dataran rendah di sekelilingnya
Tidak
akan pernah mamasuk akal mereka melihat karya seni terbesar yang
merupakan hasil karya sangat mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi
bila di katakan Candi Borobudur pernah mengalami kerusakan
Memang
demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu
yang cukup lama bahkan sampai berabad – abad bangunan yang begitu
megahnya di hadapkan pada proses kehancuran. Kira – kira hanya 150 tahun
Candi Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah, waktu yang singkat di
bandingkan dengan usianya ketika pekerja menghiasi / membangun bukit
alam Candi Borobudur dengan batu – batu di bawah pemerintahan yang
sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA, sekitar tahun 800 – an dengan
berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat kehidupan dan kebudayaan
jawa bergeser ke timur
Demikian karena terbengkalai tak terurus maka
lama – lama di sana – sini tumbuh macam – macam tumbuhan liar yang lama
kelamaan menjadi rimbun dan menutupi bangunannya. Pada kira – kira abad
ke – 10 Candi Borobudur terbengkalai dan terlupakan.
Baru pada tahun
1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles Candi Borobudur muncul
dari kegelapan masa silam. Rafles adalah Letnan Gubernur Jendral
Inggris, ketika Indonesia di kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811 M
– 1816 M.
Pada tahun 1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang
menjadi penghalang pemandangan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman,
karen begitu tertariknya terhadap Candi Borobudur sehingga ia
mengusahakan pembersihan lebih lanjut, puing –puing yang masih menutupi
candi di sigkirkan dan tanah yang menutupi lorong – lorong dari bangunan
candi di singkirkan semua shingga candi lebih baik di bandingkan
sebelumnya.
C. Penyelamatan I
Semenjak Candi Borobudur di
temukan dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali bangunan Candi
Borobudur mula – mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan serta
pembuatan gambar – gambar dan photo – photo reliefnya. Pemugaran Candi
Borobudur yang pertam kali di adakan pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah
pimpinan Th Van erf dengan maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan
– kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur
walaupun banyak bagian tembok atau dinding – dinding terutam tingkat
tiga dari bawah sebelah Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih
tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi para pengunjungmaupun
bangunannya sendiri namun pekerjaan Van Erp tersebut untuk sementara
Candi Borobudur dapat dsi selamatkan dari kerusakan yang lebih besar.
Mengenai
gapura – gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu
telah mengembalikan kejayaan masa silam, namun juga perlu di sadari
bahwa tahun – tahun yang di lalui borobudur selama tersembunyi di semak –
semak secara tidak langsung telah menutupi adan melindungi dari cuaca
buruk yang mungkin dapat merusak bangunan Candi Borobudur, Van Erp
berpendapat miring dan meleseknya dinding – dinding dari bangunan itu
tidak sangat membahayakan bangunan itu, Pendapat itu sampai 50 tahun
kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tn
Vanerf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan ada kerusakan yang
lebih parah
D. Pemugaran Candi Borobudur
Pemugaran Candi
Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973 prasati dimulainya pekerjaan
pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke
timur karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada
tenaga – tenaga muda lulusan SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan
pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika
Arkeologi ( CA ) dan Teknologi Arkeologi ( TA )
Teknologi Arkeologi
bertugas membongkar dan memasang batu - batu Candi Borobudur sedangkan
Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu
yang sudah retak dan pecah, pekerjaan – pekerjan di atas bersifat
arkeologi semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur,
sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti penyediaan
transportasi pengadaaan bahan – bahan bangunan di tangani oleh
kontraktor ( PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT
CORPORATION OF THE FILIPINE ).
Bagian – bagian Candi Borobudur yang
di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang
berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I,
II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada tanggal 23
Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai sebuah
batu prasati seberat + 20 Ton.
Prasasti peresmian selesainya
pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar di
buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke
timur penulisan dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga
yang ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek
pemugaran Candi Borobudur.
E. Bangunan Candi Borobudur
a. Uraian Banguan Candi Borobudur
Candi
Borobudur di bangun mengunakan batu Adhesit sebanyak 55.000 M3 bangunan
Candi Borobudur berbentuk limas yang berundak – undak dengan tangga
naik pada ke – 4 sisinya ( Utara, selatan, Timur Dan Barat ) pada Candi
Borobudur tidak ada ruangan di mana orang tak bisa masuk melainkan bisa
naik ke atas saja.
Lebar bangunan Candi Borobudur 123 M
Panjang bangunan Candi Borobudur 123 M
Pada sudut yang membelok 113 M
Dan tinggi bangunan Candi Borobudur 30.5 M
Pada kaki yang asli di di tutup oleh batu Adhesit sebanyak 12.750 M3 sebagai selasar undaknya.
Candi Borobudur merupakan tiruan dari kehidupan pada alam semesta yang terbagi ke dalam tiga bagian besar di antaranya :
1.
Kamadhatu: Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat dalam dunia ini
manusia terikat pada hasrat bahkan di kusai oleh hasrat kemauan dan hawa
nafsu, Relief – relief ini terdapat pada bagian kaki candi asli yang
menggambarkan adegan – adegan Karmawibangga ialah yang melukiskan hukum
sebab akibat.
2. Rupadhatu: Sama dengan alam semesta antara dunia
rupa dalam hal manusia telah meninggalkan segala urusan keduniawian
dan meninggalkan hasrat dan kemauan bagian ini terdapat pada lorong
satu sampai lorong empat
3. Arupadhatu: Sama dengan alam atas atau
dunia tanpa rupa yaitu tempat para dewa bagian ini terdapat pada teras
bundar ingkat I, II, dan III beserta Stupa Induk.
b. Patung
Di dalam bangunan Budha terdapat patung – patung Budha berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:
Patung Budha yang terdapat pada relung – relung : 432 Buah
Sedangkan pada teras – teras I, II, III berjumlah : 72 Buah
Jumlah : 504 Buah
Agar lebih jelas susunan – susunan patung Budha pada Budha sebagai berikut:
1. Langkah I Teradapat : 104 Patung Budha
2. Langkah II Terdapat : 104 Patung Budha
3. Langkah III Terdapat : 88 Patung Budha
4. Langkah IV Terdapat : 22 Patung Budha
5. Langkah V Terdapat : 64 Patung Budha
6. Teras Bundar I Terdapat : 32 Patung Budha
7. Teras Bundar II Terdapat : 24 Patung Budha
8. Teras Bundar III Terdapat : 16 Patung Budha
Jumlah : 504 Patung Budha
Sekilas
patung Budha itu tampak serupa semuanya namun sesunguhnya ada juga
perbedaannya perbedaan yang sangat jelas dan juga yang membedakan satu
sama lainya adalah dalam sikap tangannyayang di sebut Mudra dan
merupakan ciri khas untuk setiap patung sikap tangan patung Budha di
Candi Borobudur ada 6 macam hanya saja karena macam oleh karena macam
mudra yang di miliki menghadap semua arah (Timur Selatan Barat dan
Utara) pada bagian rupadhatu langkah V maupun pada bagian arupadhatu
pada umumnya menggambarkan maksud yang sama maka jumlah mudra yang pokok
ada 5 kelima mudra it adalah Bhumispara – Mudra Wara – Mudra, Dhayana –
Mudra, Abhaya – Mudra, Dharma Cakra – Mudra.
c. Patung Singa
Pada
Candi Borobudur selain patung Budha juga terdapat patung singa jumlah
patung singa seharusnya tidak kurang dari 32 buah akan tetapi bila di
hitung sekarang jumlahnya berkurang karena berbagai sebab satu satunya
patung singa besar berada pada halaman sisi Barat yang juga menghadap ke
barat seolah – olah sedang menjaga bangunan Candi Borobudur yang megah
dan anggun.
d. Stupa
- Stupa Induk
Berukuran lebih besar dari
stupa – stupa lainya dan terletak di tengah – tengah paling atas yang
merupakan mhkota dari seluruh monumen bangunan Candi Borobudur, garis
tengah Stupa induk + 9.90 M puncak yang tertinggi di sebut pinakel /
Yasti Cikkara, terletak di atas Padmaganda dan juga trletak di garis
Harmika.
- Stupa Berlubang / Terawang
Yang dimaksud stupa
berlubang atau terawang ialah Stupa yang terdapat pada teras I, II, III
di mana di dalamnya terdapat patung Budha.
Di Candi Borobudur jumlah stupa berlubang seluruhnya 72 Buah, stupa – stupa tersebut berada pada tingkat Arupadhatu
Teras I terdapat 32 Stupa
Teras II terdapat 24 Stupa
Teras III terdapat 16 Stupa
Jumlah 72 Stupa
- Stupa kecil
Stupa
kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang lainya hanya saja
perbedaannya yang menojol adalah ukurannya yang lebih kecil dari stupa
yang lainya, seolah – olah menjadi hiasan bangunan Candi Borobudur
keberadaanstupa ini menempati relung – relung pada langkah ke II saampai
langkah ke V sedangkan pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa
Stupa kecil jumlah stupa kecil ada 1472 Buah.
e. Relief
Relief
Karmawibhangga bagian yang terlihat sekarang ini tidaklah sebagaimana
bangunan aslinya karena alasan teknis maupun yang lainya maka candi di
buatkan batu tambahan sebagai penutup
Relief Karmawibhanga yang
terdapat pada bagian Kamadhatu berjumlah 160 buah pigura yang secara
jelas menggambarkan tentang hawa nafsu dan kenikmatan serta akibat
perbuatan dosa dan juga hukuman yang di terima tetapi ada juga perbuatan
baik serta pahalanya.
Yang di perlihatkan pada relief – relief itu antara lain:
-
Gambaran mengenai mulut – mulut yang usil orang yang suka mabuk –
mabukan perbuatan – perbuatan lain yang mengakibatkan suatu dosa.
-
Perbuatan terpuji, gambaran mengenai orang yang suka menolong Ziarah ke
tempat suci bermurah hati kepada sesama dan lain – lain yang
mengakibatkan orang mendapat ketentraman hidup dan dapat pahala