Merupakan peninggalan Hindu terbesar di kawasan Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta, terletak lebihkuang 17 kilometer di sebelah Timur
kota Yogyakarta. Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan
candi induk menghadap ke arah Timur, dengan bentuk secara keseluruhan
menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter.
Agama
Hindu mengenal Tri-Murti, yang terdiri dari Dewa Brahmana sebagai sang
Pencipta, Dewa Wishnu sebagai sang Pemelihara dan Dewa Shiwa sebagai
sang Perusak.
Bilik utama dari candi induk kompleks candi
Prambanan ditempati oleh Dewa Shiwa sebagai Mahadewa sehingga dapat
disimpulkan bahwa candi Prambanan mreupakan candi Shiwa.
Candi
Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro
Jonggrang, berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang
dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putrid Prabu (Raja, yang
dalam bahasa Jawa sering disebut Ratu) Boko, yang membangun kerajaannya
diatas bukit sebalah Selatan kompleks candi Prambanan.
Bagian
tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief
Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan
mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah kanan kita)
melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada langkan candi Brahma yang
terletak di sebelah kiri (sebelah Selatan) candi induk. Sedang pada
pagar langakn candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah
Utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang
menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan (titisan)
Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia.
Bilik
candi induk yang menghadap kea rah Utara berisi patung Durga,
permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai
patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya
adalah tubuh hidup dari purti cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria
Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu
patung dalam waktu satu malam.
Candi Brahma dan candi Wishnu yang
kini sudah selesai pemugarannya masing-masing hanya memiliki 1 buah
bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan.
Dihadapan
ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang
berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini
sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah (di depan candi Shiwa) yang
masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa
Shiwa. Patung angsa senagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai
kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang
terletak di hadapan candi kedua Dewa itu, kini telah dipugar.
Keenam
candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada
sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.
Didalam
halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit
dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri
di sebelah Utara dan yang lain di sebelah Selatan, 4 buah candi kelir
dan 4 buah candi sudut.
Halaman dalam yang dianggap masyarakat
Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman
tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi
candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi
hfalaman dalam 3 baris.
Diluar halaman tengah ini masih terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter.
Kompleks
candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Diansty) Sanjaya pada
abad ke-9 dan kini merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap
hari antara pukul 07.00-17.00 WIB.
Kompleks candi Prambanan terletak hanya beberapa ratus meter dari jalan raya Yogya-Solo yang ramai dilewati kendaraan umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar