Kamis, 28 Juni 2012

Sekilas Gunung Bromo

Sejarah Gunung Bromo – Gunung bromo merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif dengan ketinggian 2.392 meter diatas permukaan laut, berada dalam empat wilayah yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Malang. Dengan statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif, gunung bromo menjadi salah satu obyek wisata yang paling terkenal di daerah jawa timur. Selama abad XX, gunung bromo meletus sebanyak 3 kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar gunung bromo terjadi pada tahun 1974, menyusul tahun 2010 gunung bromo kembali meletus. Bagi suku Tengger (penduduk bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa. Selain itu, ternyata gunung bromo mempunyai asal usul dalam bentuk legenda. Bagaimana asal usul sejarah gunung bromo?
Legenda Asal Usul Gunung Bromo
Sebelum Rara Anteng dinikahi Joko Seger, banyak pria yang naksir. Maklum, kecantikannya sangat alami sebagaimana Dewi. Di antara pelamarnya, terdapat Kyai Bima, penjahat sakti. Rara Anteng tidak bisa menolak begitu saja lamaran itu. Ia menerimanya dengan syarat, Kyai Bima membuatkan lautan di atas gunung dan selesai dalam waktu semalam.
Kyai Bima menyanggupi persyaratan tersebut dan bekerja keras menggali tanah untuk membuat lautan dengan menggunakan tempurung (batok) yang bekasnya sampai sekarang menjadi Gunung Bathok, dan lautan pasir (segara wedhi) terhampar luas di sekitar puncak Gunung Bromo. Untuk mengairi lautan pasir tersebut, dibuatnya sumur raksasa, yang bekasnya sekarang menjadi kawah Gunung Bromo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar